Jakarta - Wah Lama Sekali Saya tidak posting di Blog kecil ini.Mohon maap untuk Semua Sahabat Mobil ya... :) dan saya sangat bersyukur Di karenakan anak pertama telah lahir dengan utuh sepenuh nya.
Wah saya malah jadi Curhat hahah langsung saja saia postingkan tulisan dari pengusaha muda yang sukses yang tentu nya sangat berbobot menurut saya yang sedikit jenius ^^
Ini dia, Alasan Pengusaha Sukses Dukung Jokowi-JK
Dasar Pemikiran Orang Cerdas
Saya berusaha menulis ini senyaman mungkin dengan bahasa yang mudah untuk kalian baca & ngertiin. Sebelum masuk ke inti tulisan saya, mohon tolong diingat beberapa hal ini ya:
Saya terpanggil (tidak dibayar sepeserpun) untuk ikut menyuarakan apa yang menjadi pilihan saya, tujuannya apa? Semoga tulisan ini bisa membantu mereka yang belum menentukan pilihan (undecided voters), dan memantapkan mereka yang memiliki pilihan Capres-Cawapres yang sama dengan pilihan saya. Saya ngga berusaha untuk mengubah pendirian teman-teman yang memiliki pilihan yang berbeda dengan saya.
Tolong untuk menghormati pilihan saya, karena saya menghormati pilihan kalian meskipun pilihan kalian berbeda dengan saya. Berbeda itu biasa. Kalau seluruh isi dunia ini sama, kalau semua orang memiliki keinginan yang sama, pemikiran yang sama, kelakukan yang sama,.. kebayang seberapa ngga berwarnanya hidup ini?
Sebelum saya utarakan siapa yang saya akan pilih dan kenapanya, saya mau share bincang-bincang ringan saya dengan my Dad kemarin ketika berbuka puasa bersama keluarga. Dia bilang, “Bill, berbeda itu biasa. Seperti ketika seseorang suka rendang, ada yang ngga suka rendang. Ada yang suka siomay, ada yang ngga suka siomay. Ada yang suka udang, ada yang ngga suka udang. Dan seterusnya. Lalu, perbedaan itu, apakah membuat mereka ngga bisa duduk semeja untuk menikmati makan malam bersama?” -Thanks sudahsharing analogi ini, Dad.
Kita boleh punya beda pandangan tentang pilihan Capres-Cawapres kita, tapi bukan berarti lantas kita berbeda di semua hal. Bukan berarti kita ngga bisa jadi teman. Kalau kamu suka bakso tapi ngga suka nasi campur, sementara saya suka nasi campur tapi ngga suka bakso, bukan berarti kita ngga bisa ke food courtbareng dan makan semeja kan? Kita bisa saling menghormati makanan apa yang kita suka dan tidak suka, saya yakin YOTers adalah anak-anak muda Indonesia yang cerdas, yang juga akan mampu menghormati perbedaan atas pilihan dan pandangan politik kita masing-masing.
sumber : http://mobile.youngontop.com/notes/p...apa-1-oe7owlab
Saya Pilih Jokowi – JK
Saya akan tuliskan kenapanya dalam poin-poin biar lebih mudah untuk diikuti (bukan berdasarkan urutan dari yang paling penting):
Saya selalu berpendapat karakter baik itu penting.Saya tidak kenal Jokowi maupun Prabowo oleh karena itu, saya ngga akan pernah bilang mereka bukan orang baik. Saya hanya tau dari media dan cerita orang-orang yang saya kenal. Mereka pun kemungkinan besar hanya tau dari media tentang kedua Capres ini.
Saya sudah dewasa ketika kerusuhan Mei’98 terjadi, saya melihat kepanikan dan kehancuran yang terjadi di Indonesia saat itu, meski saya sedang kuliah di Amerika. Dari media, 2 nama yang sering disangkutpautkan dengan kejadian ini (dan penculikan aktivis): Prabowo dan Wiranto. Apakah ini ulah Prabowo? Saya ngga tau. Apakah ini ulah Wiranto? Saya juga ngga tau. Tapi, misalkan salah satu dari mereka terlibat atau dua-duanya terlibat pun, ini bukan ulah mereka semata, tapi teroganisir. Hingga detik ini, kejadian ini tetap menjadi misteri bagi bangsa kita.
Yang saya tau juga dari media, bahwa hingga saat ini permohonan Visa Amerika Prabowo tahun 2012 ditolak karena dugaan keterlibatannya dengan kejahatan HAM? Apakah ini benar atau tidak, saya ngga tahu. Sejujurnya saya ngga bisa membayangkan bagaimana Presiden Indonesia yang ngga didukung Amerika (dan negara sekutunya?). Saya ngga mengikuti dan ngga ngerti proses peradilan soal tuduhan HAM yang ditujukan ke Prabowo (maupun Wiranto).
Dalam poin ini, pemikiran saya sederhana: Saya memilih Capres yang masa lalunya jelas bersih, tidak terkait dengan dugaan penculikan aktivis maupun kerusuhan Mei ‘98, dan sama sekali ngga dipertanyakan atas keterlibatannya dengan kejahatan HAM.
Ada peribahasa Bahasa Inggris: “Birds of same feathers flock together”. Arti dari peribahasa tersebut: Orang yang memiliki karakter yang sama, akan berteman. Dalam konteks PilPres 2014, ini menjadi salah satu alasan kenapa saya memilih Jokowi dan bukan Prabowo.
Ketika Anies Baswedan menjadi Capres Konvensi Partai Demokrat, meski teman-teman dekat saya terang-terangan mendukung dia, saya ngga mendukung dia. Saya ngga merasa dia cocok untuk jadi RI1. Hingga detik ini, saya merasa mas Anies cocoknya jadi Menteri Pendidikan. Inisiatif “Indonesia Mengajar”-nya sudah melahirkan ribuan sukarelawan untuk mengajar anak-anak di desa terpencil, membuktikan bahwa dia orang yang berkarakter baik dan peduli. Kenapa dia sekarang mau membantu Jokowi-JK? Ingat peribahasa di atas?
Dahlan Iskan, saya ngga kenal dia. Dia pengusaha sukses, pemilik grup Jawa Post. Dia pernah menjadi pimpinan PLN yang merubah kultur birokrasi di PLN menjadi lebih baik. Saya ngga tau karakter dia seperti apa, tapi jelas banget dia ngga seperti pejabat lainnya yang cuma bisa berkonsep, dia bener kerja dan berusaha membuktikan bahwa dia mampu untuk bisa punya kinerja yang baik, dimanapun dia ditempatkan; termasuk ketika dia menjabat sebagai Menteri BUMN. Dia sudah mendeklarasi dukungannya kepada Jokowi-JK. Ingat peribahasa di atas?
Artis-artis dan teman-teman dekat saya sudah banyak yang secara jelas mendukung Jokowi –JK, meski ada yang saya tau hanya dari sebatas pemberitaan media hingga pengakuan mereka sendiri kepada saya. Slank dari dulu anti korupsi. Artis Glen, Tompi, Erwin Gutawa, Sherina Munaf, dan masih puluhan atau bahkan ratusan artis lainnya, mendukung Jokowi. Teman-teman saya: Paulus Panggabean, Yoris Sebastian, Ligwina Hananto, Rene Suhardono, Adib Hidayat, Jflow, Panji, Joko Anwar, Andi F. Noya, Lisa Luhur, Danny Wirianto, Yopie Suryadi, Riana Bismarak, Aline Adita, dan masih banyak lainnya juga dukung Jokowi. Menurut saya, mereka orang-orang yang berkarakter baik. Ingat peribahasa di atas?
Pendukung Prabowo siapa aja? Cawapresnya: Hatta Radjasa. Terlepas ke-awam-an saya soal proses dan keputusan atas kasus hukum yang melibatkan kecelakaan yang disebabkan oleh anaknya di jalan tol Jagorawi yang menewaskan beberapa orang, saya jadi bertanya-tanya soal kesamaan seluruh WNI di mata hukum; seperti yang dia sampaikan di Debat Capres pertama: “Hukum jangan tumpul ke atas tapi tajam ke bawah.” Salah satu artis pendukung Prabowo-Hatta ada Ahmad Dhani. Seorang musisi yang di mata saya pintar (sebagai seorang musisi dan entrepreneur), dan cukup berpengaruh di Indonesia. Sebagai seorang bapak, Dhani juga mengalami apa yang dialami oleh Hatta Radjasa. Ingat peribahasa di atas?
Saya tidak akan membahas soal koalisi Gerindra yang melibatkan partai-partai yang belakangan ini terkespos keterlibatannya dengan beberapa kasus korupsi yang dikenal dengan “mafia daging”, “mafia Al-Quran”, dan lain-lain, karena di mata saya.. kemungkinan besar semua partai terlibat kasus korupsi (baik yang sudah terbukti atau belum terbukti). Prabowo-Hatta juga didukung ARB. Bagaimana dengan penyelesaian kasus “tragedy nasional” Lumpur Lapindo? Ada yang bilang sudah selesai, ada yang bilang belum selesai. Saya ngga ngerti. Ingat peribahasa di atas?
Banyak yang bilang Jokowi tidak tepati janji untuk berbakti sebagai DKI1 selama 5 tahun. Pandangan saya soal ini sebagai seseorang yang pernah berkarir di beberapa perusahaan sebagai karyawan sebelum saya mendirikan dan memimpin beberapa perusahaan milik sendiri sekarang.. sederhana.
Ketika saya berada di posisi Product Line Manager di Nike, saya punya tugas dan tanggung jawab terhadap atas posisi yang saya emban tersebut. Ketika kemudian saya diminta untuk mengemban posisi yang lebih tinggi, sebagai Marketing Manager, saya tidak menolak meski tugas dan tanggung jawab saya sebagai Product Line Manager belum selesai. Kenapa? Karena saya sadar bahwa saya dibutuhkan untuk memikirkan, memimpin, dan bertanggung jawab untuk skala yang lebih besar. Sebagai Marketing Manager, saya tetap bertanggung jawab untuk kinerja divisi Product, tapi pada saat yang bersamaan, saya pun berkesempatan untuk bisa berkontribusi lebih terhadap beberapa divisi lain di bawah Marketing.
Inilah yang dialami Jokowi. Dia memang baru 2 tahun sebagai DKI1, tapi ketika dia diminta Partainya dan sebagian rakyat Indonesia untuk mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar, sebagai Negarawan, dia wajib untuk menerima tantangan dan amanah tersebut. Toh ketika dia nanti terpilih sebagai RI1, pengembangan Jakarta akan tetap harus menjadi salah satu perhatiannya. Gimana tidak, Istana Negara ada di Ibukota ini. Jadi Jokowi maju jadi Capres lebih karena dia adalah seorang Negarawan yang memang ingin berbakti untuk negara ini dalam skala yang lebih besar.
By the way, ketika PilGub 2012 putaran pertama, saya ngga milih Jokowi. Saya pilih Bang Faisal Basri. Ternyata Bang Faisal kalah, dan yang maju ke putaran kedua: Jokowi Vs. Foke. Untuk memilih diantara kedua CaGub ini, pilihan mudah bagi saya. Dan saya ngga menyesal sama sekali.
Makro Vs. Mikro. Konsep Besar Vs. Kerja. Ide Vs. Eksekusi. Wacana Vs. Hasil. Ini beberapa yang membedakan dari kedua Capres. Prabowo menguasai konsep pembangunan, ketahanan nasional, dan segalanya soal negara kita. Kita kenal Prabowo sudah lama, sejak Orba masih berkuasa, karena memang dia sudah punya posisi tinggi di kesatuan militer kita.
Jokowi? Saya baru tau dia ketika dia terpilih kembali untuk kedua kalinya sebagai Walikota Solo dengan kalau ngga salah 90% vote rakyat Solo saat itu. Saya ngga kenal Jokowi, saya juga hanya tau dia dari media. Termasuk ketika dia terpilih sebagai salah satu walikota terbaik di dunia dan menjadi salah satu orang paling berpengaruh yang juga versi dari sebuah majalah internasional.
Ada kesamaan pemikiran dan karakter saya dan Jokowi. Sebagai profesional dan pebisnis, saya tergolong seseorang yang punya visi yang besar dan jelas. Tapi saya juga adalah orang yang menghidupi mimpi-mimpi saya. Saya adalah tipe orang yang akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menjadikan apapun mimpi saya itu menjadi sebuah kenyataan. Saya selalu bilang, “Ide itu murah. Yang ‘mahal’ itu eksekusinya.” Saya juga sering bilang, “Percuma bilang mau lakuin ini itu, kalau cuma omdo.” Jokowi sudah buktikan kinerjanya di beberapa hal, yang artinya: dia orang yang selama ini terbukti mau bekerja secara nyata meski belum memuaskan semua pihak. (Ingat, sebaik apapun yang kita lakukan, dalam hidup ini kita ngga akan mungkin bisa memuaskan semua orang).
Jakarta masih banjir dan makin macet. Apa yang sudah Jokowi lakukan? Pandangan saya sederhana: Sekalipun DKI1 kita adalah seorang Barack Obama, Bill Clinton, Bill Gates.. Jakarta ngga akan bisa ngga banjir dan ngga macet dalam hitungan beberapa tahun. Masalah ini, kemungkinan adalah konsekuensi kumulatif dari para pejabat dan lingkungan terkait yang kayaknya ngga ngapa-ngapain selama belasan atau puluhan tahun kemarin.
Tapi yang pasti, saya bisa lihat sendiri bahwa taman-taman di Jakarta lebih indah, ada ratusan bangku yang ada di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, dan lain-lain. “Ini mah hal kecil, mas Bill!”, mungkin ini adalah yang ada di pemikiran sebagian dari teman-teman. Tanggapan saya: Jangan bermimpi akan terjadinya hal-hal besar, kalau hal-hal kecil aja ngga dilakuin.
Jokowi penuh pencitraan. Mungkin benar. Tapi ini bukan yang dilakukan oleh Jokowi. Ini adalah tugas timnya yang memang merencanakan pencalonan dia sebagai Capres 2014. Buat saya, apa yang dia lakukan dengan masuk gorong-gorong, jalan di daerah banjir untuk mengunjungi rumah-rumah yang kebanjiran adalah bentuk dia mau kerja. Kalau ini disorot media dan memberikan inspirasi untuk banyak pejabat lain untuk melakukan hal yang sama, kenapa tidak?
Mau tau apa yang ada di pikiran saya waktu ketika pertama kali Jokowi jadi DKI1 dan ada di Tv setiap hari selama beberapa bulan, hanya karena blusukannya? Sama sekali ngga ada istimewanya. Ini hal dasar yang harus dilakukan seorang pemimpin ketika baru menjabat. Ketika saya jadi GM Oakley, ya saya tidak bisa duduk di kantor terus-terusan, yang harus saya lakukan adalah keliling Indonesia untuk melihat sendiri kenyataan di lapangan (market survey). Karena pemikiran itu, saya sempat mikir Jokowi ngga ada istimewanya.
Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, dia istimewa. Kenapa? Karena dia ada di pemerintahan! Dia adalah pejabat yang bener-bener kerja! Kalau Jokowi di dunia bisnis / swasta, apa yang dia lakukan biasa, tapi karena dia ada di pemerintahan.. dia istimewa, karena anehnya, di pemerintahan, hanya “0,00001%” yang melakukan apa yang Jokowi lakukan.
Saya kasih pemikiran saya soal pencitraan ya.. ada ajaran yang bilang, “Ketika tangan kiri kita memberi, jangan sampai tangan kanan kita tau.” Maksud dari ajaran ini adalah: Kalau kita mau berbuat sosial/menyumbang/berbagi, dengan tuluslah. Jangan untuk sebuah pengakuan. Ngga perlu kasih tau ke orang-orang. Menurut saya ini ajaran yang baik karena mengajarkan ketulusan dalam memberi dan kerendahan hati. Banyak yang tidak setuju ketika melihat perusahaan berbuat CSR (corporate social responsibility)dan diliput media.
Kalau pemikiran saya sederhana: Saya setuju kalau perbuatan baik itu harus dipublikasikan tapi bukan dengan maksud dan tujuan untuk menyombongkan diri atau pencitraan semata. Tujuan dan makna perbuatan baik kita harus dengan tujuan agar bisa menginspirasi banyak orang di luar sana untuk berbuat hal yang sama atau lebih dari apa yang kita lakukan. Jaman sekarang kita jarang mendapat contoh baik, oleh sebab itu kita seringkali terperangkan rutinitas dan tidak terpikirkan untuk berbuat baik. Ini juga konsep yang dimiliki “Kick Andy”, mengangkat kebaikan orang-orang ‘kecil’, untuk inspirasi kita semua.
Oprah Winfrey pernah bilang, “Di media, saya selalu mengaku kalau saya kaya raya. Karena kalau orang-orang ngga tau sesukses apa saya dan apa saja yang sudah saya sumbangkan, mereka tidak akan terinspirasi. Saya bangga saya sukses. Karena semakin sukses saya, semakin banyak yang bisa saya bagikan.” Semoga apa yang dilakukan Jokowi di pemerintahan dengan blusukannya, bisa menginspirasi lebih banyak pejabat untuk melakukan hal yang sama, untuk menjabat bukan demi kekuasaan dan harta, tapi untuk bekerja untuk rakyat.
Revolusi Mental. Saya sudah keliling ke puluhan kampus dan sharing di puluhan perusahaan di Indonesia. Masalah terbesar yang dimiliki bangsa ini: sistem pendidikan kita. Saya tidak akan membahas kenapa saya tidak setuju dengan sistem ranking di tulisan ini (bisa panjang banget), tapi yang pasti masalah dasar pendidikan kita adalah salahnya penetapan prioritas dalam proses belajar-mengajar kita. Mengangkat rasa percaya diri dan perilaku baik anak TK lebih seharusnya lebih diprioritaskan daripada benar-salah. Begitu juga di SD, SMP, dan SMA. Sehingga ketika mereka kuliah, interpersonal skill mereka bisa lebih menonjol dibandingkan hanya nilai akademisnya.
Nah saya pernah baca di sebuah media bahwa Jokowi-JK merasa bahwa Budi Pekerti (mental) harus porsinya lebih besar di TK, kemudian menurun secara prosentasi di SD, SMP, dan SMA. Kalau tidak salah, berbanding dengan akademisnya, pembelajaran ‘mental’ yang baik menurut mereka: 80% di TK, 60% di SD, 40% di SMP, dan 20% di SMA. Saya setuju luar biasa!
Bangsa yang besar bukanlah bangsa yang mengandalkan sumber daya alamnya. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang punya sumber daya manusia yang baik. Singapura dan Jepang ngga punya sumber daya alam seperti Indonesia, tapi mereka lebih maju daripada kita.
Soal masalah yang ada di keseharian kita juga akan berkurang kalau rakyat Indonesia punya mental (dan pendidikan) yang lebih baik. Semoga suatu saat saya ngga pernah lagi liat orang buang sampah sembarangan, masuk busway, terobos lampu merah, hingga pake joki 3-in-1. Saya berani sampaikan ini, karena saya tidak lakukan hal-hal ini.
Mungkin ini tulisan terpanjang saya setelah buku-buku yang pernah saya terbitkan. Semoga tulisan saya ini bisa membuka pemikiran teman-teman dalam menentukan pilihan siapa yang akan mengawal negara Indonesia tercinta ini untuk 5 tahun ke depan. Bukan untuk menjadi Boss, duduk di singgasana, tapi untuk bekerja secara kongkret untuk rakyat.
Ingat, saya tidak akan pernah mencemooh, apalagi membenci mereka yang berbeda pemikiran maupun pilihan dengan saya, bukan hanya di PilPres ini saja. Di keseharian saya memimpin beberapa perusahaanpun, ini dasar pemikiran saya sebagai seorang pemimpin. Orang cerdas mampu berpikiran terbuka dan respectorang lain terlepas pemikiran dan pilihan mereka berbeda dengannya. Saya respect pilihan kalian atas PilPres ini. Saya berharap hal yang sama dari kalian, anak-anak muda Indonesia yang cerdas.
Ajakan saya cuma DUA: 1) Jangan golput. Kita (pemimpin) harus berani untuk punya pendirian dan mengambil keputusan dalam hidup ini. Pilpres 9 Juli ini salah satunya. 2) Pilihlah pasangan Capres-Cawapres yang menurut kamu paling cocok dengan pemikiran, karakter, dan hati nuhrani kamu.
Siapapun yang terpilih, harus kita awasi dan kritisi. Kalaupun Jokowi-JK yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia untuk 5 tahun ke depan, jangan berharap saya untuk selalu setuju dengan apa yang mereka akan lakukan ketika nanti menjabat. Saya siap untuk mengkritisi mereka kalau saya rasa apa yang mereka lakukan tidak tepat (menurut saya). Saya ngga punya kepentingan di sini, saya ngga akan pernah minta bisnis atau kursi Menteri atau apapun ketika mereka terpilih. Saya hanya mau Indonesia dipimpin oleh orang-orang baik dan mau kerja.
God Bless INDONESIA and kita semua! See you ON TOP
Sumber nya disini gan klik aj
0 komentar:
Posting Komentar